Why Did It Have To Be Rock ?



Karena saya -ironisnya- mengenal musik rock sejak duduk di bangku sekolah dasar. Awalnya, saya hanya menyukai lagu-lagu pop biasa saja karena paman yang sering mendengarkan musik dari musisi-musisi jaman itu seperti Jermaine Jackson, Milli Vanilli, dan tentu saja the one and only most famous boy band in the world, New Kids On The Block. Salah satu album yang sangat saya kenal waktu itu adalah Faith (setelah googling saya baru tahu itu adalah tahun 1987, yang berarti saya masih berumur 7 tahun) dari George Michael.



Dan dibanding saya harus mengidolakan George Michael, patut disyukuri selera saya berubah dengan cepatnya karena saat itu saya akhrinya mengetahui dan penasaran terhadap satu nama yang berkesan lebih garang dengan musik yang lebih keras juga waktu itu, Bon Jovi.
Satu kali, sebagai anak manis yang rajin dan selalu berusaha keras untuk memperoleh hasil terbaik di sekolah, demi reward dari orang tua sekitar jam 9 malam saya sudah terbaring dengan baik dan benar di tempat tidur saya dan bersiap-siap untuk memimpikan wonder woman (saya sangat suka baca komik dan wonder woman selalu digambar dengan pantat yang bagus).
Saya dan kakak saya waktu itu berada dalam 1 kamar yang terbagi menjadi teritori dia dan teritori saya selayaknya kakak beradik lain apalagi kakak saya perempuan. Yang jadi masalah adalah kakak saya itu perempuan yang tomboy sangat. Kalau waktu itu anak-anak perempuan seumuran dia mendengarkan Tommy Page, kakak saya akan berkata,

"Bon Jovi dooong...!" sambil mengacungkan salam tiga jari.



Jadi malam itu, Ardan sebuah radio terkenal di Bandung memiliki acara rock selama 1 jam dan kakak saya mendengarkan acara itu sambil berbaring dan mencorat-coret kertas yang jadi hobinya. Sense of art kakak saya bagus banget, sayang dia nggak bisa masuk seni rupa ITB karena orang tua kami tidak menyetujui.
Kakak saya sepertinya tidak menyadari kalau adiknya waktu itu sedang berkontemplasi. Dentuman drum yang semangat, gitar yang meraung, vokal yang lantang dan kadang-kadang menjadi sangat tinggi. Saya mendengarkannya dengan amazed, seperti ada percikan kembang api yang menceriakan. Akhirnya saya pun bertanya pada kakak saya,

"Kak, kalo yang kayak gini musik apa namanya ?"

Kakak saya pun menjawab dengan gayanya yang cuek-cuek itu,

"Ini namanya mucik rock, metal...!"

Dan sang adik pun tersenyum tipis terpukau dalam hati dia berkata,

"Rock is awesome..."



Semenjak malam itu, selera saya pun berubah, band rock favorit saya pertama kali adalah adalah Poison dan album rock pertama yang saya miliki adalah The Final Countdown dari band rock fenomenal asal Swedia, Europe.

2 komentar:

nice. jadi inget jaman2 sd dulu, ngedengerin nkotb trus berkembang jadi band2 rock yang ada. hampir sama kaya pengalamanmu. tapi ga segahar punyamu. bdw, pada jaman segitu saya juga ngedengerin tommy page, yg mellow2 gt; nkotb, yang pop dan hip bgt; juga gnr dengan axl rose dan hot pants-na. tapi emang semua endingna ada di musik rock. =p those musics build our souls and memories. =)

 

sori ini ananta yg gw kenal bukan ? huehehe

 

Posting Komentar