(My) Best 10 Classic Rock Song

Sweet Child O' Mine - Guns N' Roses
Ada alasan tersendiri memang kenapa saya menempatkan lagu ini paling atas. Tidak berlebihan kan kalau saya bilang siapa yang tidak mengenal lagu ini. Mulai dari penggemar musik rock sampai yang tidak menyukai musik rock minimal familiar dengan sweet child o' mine dan mungkin menjadi salah satu lagu Guns N' Roses yang paling diingat oleh orang-orang.





Don't Go Away Mad - Motley Crue (Just Go Away)
Lagu Motley Crue pertama yang saya kenal. Jadi kenangan saya dengan lagu ini cukup dalam haha...Pertama kali saya mendengarnya di sebuah radio rock di Bandung, pasti ada yang tahu minimal ngeh dengan radio GMR. Saya mendengar Don't Go Away Mad di pagi hari dan lantunan lagunya yang sama semi mellow dan lengkingan khas Vince Neil seolah-olah menmpel di kepala saya dan dengan terkagum-kagum, "Jadi, inilah Motley Cure yang ternama itu". sayang saya tidak bisa mendapatkan klip aslinya karena di youtube klip ini embedding disabled by request silahkan dilihat di Motley Crue - Don't Go Away Mad (Just Go Away)






Green Tinted Sixties Mind - Mr.Big
Tidak ada alasan spesifik kenapa saya suka lagu ini selain karena bagus dan enak didengar. Tapi saya punya sedikit cerita tentang lagu ini.
Saya adalah salah satu pengurus OSIS waktu masih SMA dulu. Satu kali, pensi tahunan sekolah saya pun akan digelar dan kami membuka audisi bagi band yang ingin tampil disana. Seorang alumni yang saya kenal dan juga kebetulan karena pacarnya adalah teman saya sesama anak OSIS ingin mengikuti audisi tapi dia belum memiliki nama untuk bandnya. Dan karena celetukan seorang adik kelas, saya pun memngusulkan nama Anonim yang langsung diterima oleh kakak kelas saya yang sebelumnya pernah bergabung dalam sebuah band lokal ternama tersebut.
Di hari audisi saya bertemu dengan Novik, kakak kelas saya tersebut dan mengenalkan saya pada personilnya dengan menyebut, "ini teman saya yang memberikan nama untuk band kita,". Coba tebak, hari itu adalah kali pertama Anonim bertemu. Bingung kan? Tapi memang benar seperti itu. Mereka ternyata belum latihan sama sekali dan belum tahu lagu apa yang akan mereka bawakan. Semuanya terjadi di hadapan saya, Novik bertanya pada para personilnya lagu apa yang akan mereka bawakan. Mereka sepakat untuk membawakan Green Tinted Sixties Mind dan segera melakukan briefing di tempat. Sang vokalis yang terlihat seperti Sammy Hagar hanya berkata, "Dari kunci D ya," dan Novik pun segera memainkan intronya. Hasilnya, saya menyaksikan sendiri ketika mereka berlaga di dalam studio, keren sekali. Di hari H band itu membawakan lagu-lagu dari Van Halen dengan sempurna samapi adik kelas saya dengan polosnya berkata pada saya, "aku kira tadi dari kaset."





Why can't this be love - Van Halen
Yang satu ini sedikit aneh memang. Saya pernah menganggap lagu ini tidak cocok di kuping saya alias lagu ini nggak enak hehehe...saya lebih suka Jump dan Panama. Saya juga selalu tertukar dengan lagu salah satu band legendaris ini yang bertitel when it's love. Sampai akhirnya seiring dengan waktu saya pun jadi menyukai lagu ini. Malahan, terkahir saya memutar lagu ini berulang-ulang adalah waktu saya ditolak oleh Double R kala itu hehe ;D. Waktu saya tengok ternyata video live-nya lebih cool dari pada official video klipnya. Sammy Hagar menyanyikan lagu ini sambil main gitar sementara Eddie cuman jadi pemalas cengengesan bermain kibor dengan celana ali babanya yang super norak itu \m/






Born To Be My baby - Bon Jovi
Setelah akhirnya mengenal sekian banyak lagu, saya lupa pada lagu ini. Jadi waktu teman saya seorang gitaris band punk berbahaya asal Bandung memutar lagu ini, saya agak tercengang dan seolah-olah ada sebagian dari saya yang menempuh perjalanan waktu dan kembali ke sebuah kamar dimana saya mendengarkan Born To be My Baby supaya semangat dipagi hari hehehe...






18 And Life - Skid Row
Waktu saya lagi memutar video lagu ini, rekan sekantor saya ada yang langsung menggoyangkan kepala. Ketahuanlah usia beliau berapa hahaha... Sama seperti lagu Van Halen, saya awalnya tidak begitu suka dengan lagu ini. Salah satu teman SMP saya lah yang sangat suka dengan lagu ini. Sementara saya pemuja Skid Row di album Slave To The Grind hehe...tapi ternyata harus diakui ini adalah salah satu lagu Skid Row yang banyak berkumandang dimana-mana.





Poison - Alice Cooper
Tidak terlalu banyak yang ingin saya ceritakan dari lagu ini selain Poison menjadi kata yang 'mengajarkan' saya pada musik rock kala itu. Dan waktu pertama kali mendengarkan lagu ini saya tidak tahu bahwa Alice Cooper begitu legendaris. Yang saya tahu adalah musiknya asik dan suaranya keren, itu saja tanpa embel-embel dia adalah salah satu orang yang bertanggung jawab dalam invasi heavy metal dimasanya.






Def Leppard - Hysteria
Lagunya semi ballad, tapi memiliki nuansa yang seolah-olah memberikan sebuah sensasi. Agak berlebihan memang, tapi jujur itu yang saya rasakan waktu mendengar lagu ini, seperti sihir yang membuai dan kebalikan dari judulnya. Itulah alasan kenapa saya menempatkan Hysteria disini.






Can I Play With Madness - Iron Maiden
Dimasanya, lagu ini terdengar begitu kencang dan gagah. Lagu ini juga lah yang membuat saya menjadi akrab dengan Iron Maiden. Pacar kakak saya, dia sangat menyukai band asal Inggris ini dan meminjamkan saya double album Iron Maiden, Live After Death.







Unskinny Bop - Poison

Ini adalah salah satu lagu yang membuat saya sangat menyukai musik rock. Saya mendapatkan lagu ini dari sebuah kaset kompilasi bernama mega hits. Lagu ini lah yang membawa saya pertama kali ber-air guitar, sedikit ber-headbang dan...bermimpi menjadi seorang rockstar.






Semua lagu diatas selalu mengingatkan saya pada masa-masa saya baru mengenal apa itu musik rock ataupun metal. Dan buat mereka yang menyukai genre musik yang satu ini pasti memiliki musik dan pengalaman mereka masing-masing ;)

Metal Bikin Kesal



Saya termasuk orang yang masih menggunakan jasa warnet untuk mengakses dunia maya. Jadi, tadi malam saya datang ke warnet tempat biasa saya nebeng bermain internet. Sebelumnya saya pengen sedikit cerita dulu bahwa di warnet tersebut, para operatornya sering memutar lagu-lagu yang cukup menghibur untuk mengiringi para pelanggannya. Saya sering kali sampai setengah bosan juga kalau ada salah satu operator yang pasti memutar lagu-lagu kekinian seperti Akon, Ne-Yo atau lagu-lagu Indoensia hingga dugem berulang-ulang sampai saya hafal hehe..

Tapi tadi malam saya mendengar ada lagu Avenged Sevenfold entah yang mana terdengar disitu. Hal yang biasa terjadi, tapi ternyata memang bukan sang operator yang memutar lagu tersebut karena operator memutar lagu lain. Untuk beberapa saat, saya sibuk dengan kegiatan saya sendiri sampai akhrinya, saya pun mulai terganggu. Tidak ada yang melarang memutar musik seperti itu, tapi warnet tersebut juga menyediakan headphone. Mungkin sebaiknya dia meminta headphone agar bisa mendengarkan musiknya dengan puas.

Lagu Simple Plan yang diputar oleh sang operator beradu dengan musik-musik metal yang entah datang dari komputer sebelah mana dan demi Tuhan, terdengar sangat annoying sampai-sampai sang operator yang menurut saya lebih berhak memutar lagu kencang-kencang mengalah dan menurunkan volumenya. Akhir-akhir ini saya berusaha menghargai selera orang dan menjadi sangat objektif tapi tadi malam, saya terpaksa meludah.

Orang yang akhirnya saya tahu berpenampilan seperti yang orang-orang bilang alay tersebut memutar lagu-lagu metal yang menurut saya tidak bagus. Dia memutar deathcore melodius yang cengeng. Lalu mungkin karena itu adalah streaming, dia berpindah-pindah ke band lain dan tidak ada satu pun lagu yang saya dengar bagus. Ada yang seperti Korn, lalu entah band apa yang bervokal perempuan dengan nuansa gothic-nu metal kedengeran seperti Disturbed sedang sedih kemudian mencoba memainkan sesuatu seperti Within Temptations. Akhirnya, tadi malam saya pun membuat sebuah tweet: ini siapa si yg sok2 metalhead,lagu yg lu dengerin jelek beul,bandnya kaya yg baru blajar maenin metal

Dear f***ing metalhead (especially bollocks) wherever you are,
Tidak usah sok-sokan mendengarkan lagu metal ditempat umum keras-keras, karena tidak akan ada yang memuji kamu karena kamu mendengarkan lagu cadas, apalagi dengan memutar lagu-lagu jelek seperti itu. Dan satu lagi, perbaiki selera musik kalian, posers...!


Akhirnya, karena sepertinya bukan hak saya juga untuk menegur si banci metal itu, ketika saya melihat dia ada disebuah wraung dekat TKP, saya hanya bisa memelototi orang berambut duren dengan highlight kuning tersebut. Dasar kampungan.

Dongeng Two Thumbs Up

Ya, ya, saya terlambat membuat posting tentang event yang saya datangi demi mendapatkan extra cash ini, tapi jangan tinggalkan halaman ini, karena meskipun basi, mudah-mudahan bisa tetap asik untuk dibaca. Seperti the Beatles kan, mereka so so last year, tapi kita masih mencintainya sampai sekarang. Mau protes ? dibawahsudah disediakan tempat untuk berkomentar.

Saya rela bolos dari pekerjaan utama saya cuma gara-gara ingin meliput pensi SMAN 2 Bandung demi extra cash dengan harapan saya bisa memiliki sebuah blackberry dari hasil datang ke acara salah satu SMA Negeri ternama di bandung ini, meskipun saya harus mendapatkan 10 lagi event jika ingin mendapatkan sebuah gemini.

Hari itu tekad saya sudah bulat, saya tidak mau masuk kerja dan saya ingin ada di venue paling tidak sejak pagi menuju siang karena pertimbangan tiket dan saya ingin nonton salah satu band metal asal Bandung yang akhir-akhir ini jadi favorit saya, Mortified karena they f***ing shred, man, serius saya suka dengan penampilan mereka. Apalagi, saya mendengar daris eorang teman bahwa Mortified main jam 12 siang, itu artinya paling tidak saya harus tiba di Sasana Budaya Ganesha, tempat Two Thumbs Up - titel pensi SMAN 2 Bandung tahun ini- digelar. Alahasil, ternyata saya tidak bisa menjalankan misi tersebut.

Kendala pertama adalah: wartawan palsu ini tidak memiliki kamera. ya, saya adalah seorang kontributor salah satu majalah remaja ternama yang tidak memiliki kamera hehehe...

Kendala yang kedua : saya pun segela mengambil tindakan, meminjam pada teman-teman yang memiliki kamera terutama SLR. Tapi sayangnya itu adalah weekend dan mereka sudah pasti menggunakan gadget mereka tersebut.

Saya pun akhirnya mengerahkan segala daya upaya (berlebihan) termasuk berniat meminjam kamera ke teman saya Atho di Cimahi, tapi ternyata jawaban yang meyakinkan datang dari Double R, beliau bisa meminjamkan saya sebuah digital kamera biasa. Namanya juga usaha, saya memutuskan untuk berangkat.

Sempat terjadi kesalah pahaman dengan Double R waktu akan mengambil kamera, saya, tepatnya kami, mengalami miskomunikasi tapi akhirnya semuanya bisa diatasi dan Double R pun bergabung bersama dengan saya ke Two Thumbs Up.

Kendala ketiga : setibanya di venue, saya belum bisa mendapatkan tiket untuk masuk ke dalam arena Two Thumbs Up. Menurut gosip yang beredar, sekitar sekian tiket ditahan oleh pihak yang berwenang. Saya mengetahuinya dari beberapa teman termasuk Atho yang juga datang kesana. Jangankan saya, bahkan calo tiket pun berusaha untuk mendapatkan tiket. Fenomena yang lucu juga.

Sempat akan mundur dari usaha peliputan, Double R meyakini saya untuk merogoh kocek lebih dalam agar bisa masuk ke dalam dan akhirnya, saya membeli sebuah tiket dengan harga yang lumayan pada seorang calo yang mirip dengan Gandalfnya The Lord Of The Rings.

Pestanya pun dimulai...

Shaggy Dog
Begitu masuk kedalam, Shaggy Dog sudah menguasai panggung, dan saya hanya kebagian 1 setengah lagu. Mereka mengingatkan saya akan GOR Saparua di circa akhir 90-an waktu ska seperti menjadi suguhan utama di hampir semua acara yang ada di Bandung. Arena Sasana Budaya Ganesha dipenuhi dengan mereka yang berskanging. Sementara saya belum menemukan spot untuk memotret.

Sebelum lanjut, waktu saya masih berada diluar gedung, serbuan Outsiders, fans dari Superman Is Dead memang sudah tampak memenuhi venue. Didalam, para penggemar band punk asal Bali ini memang sepertinya sudah sangat menanti-nanti idolanya tampil. Lucunya waktu beberapa orang penting dari pihak sekolah tengah memberikan sambutan mereka, apra Outsiders yang sebagian besar masih sangat muda sudah meneriakan yel-yel "S-I-D, S-I-D...!" tapi sesuai dengan rundown acara, yang akan tampil selanjutnya adalah Maliq & D'essentials.

Sedikit kritik, ternyata sebelum Maliq & D'essentials berlaga, yang tampil adalah, maaf saya juga kurang memperhatikan, semacam vocal group atau mungkin big band dari SMAN 2 Bandung. Sayangnya mereka kurang menghibur. Sederet perempuan cantik berbaju merah yang mengiringi band atau sebaliknya itu memberikan suguhan yang, menurut saya, tidak menarik sama sekali. Tapi tentunya saja sebagai yang empunya hajat, penampilan mereka itu menjadi penting. Peringatan: jangan tanyakan hal ini pada para Outsiders.

Maliq & D'essentials:
Pertama yang ingin saya sampaikan adalah, mereka profesional pastinya. Dengan musik yang apik, sepertinya aksi panggung mereka juga telah disetting sedemikian rupa sehingga begitu sangat menghibur. Sementara waktu itu saya dan Double R tengah terhimpit diantara para remaja yang ramai-ramai bernyanyi dan juga...berpacaran. Penampilan yang keren, mustinya mereka tampil agak dipenghujung acara.



Alexa:
Setelah sempat minum dan mengganjal perut diluar arena, saya dan Double R kembali masuk ke moshpit sedangkan Band yang tampil saat itu adalah Alexa. Jujur tidak ada yang istimewa selain saya sempat terbuai dengan lagu Jangan Kau Lepas dan Double R menyanyikannya. Entah penonton yang lain, tapi Alexa tampil sedikit aneh karena basa-basi Aki yang kurang mengena. Satu hal yang menurut saya 'kesalahan' adalah, Aki menyapa Outsiders dan bilang bahwa Bobby, frontman SID sedang minum bir di backstage. Karena ini adalah event anak sekolah, meskipun mungkin diantara mereka ada yang sudah mengonsumsi alkohol tapi asiknya sih jangan menyinggung tentang miras dihadapan adik-adik kita ini.



Superman Is Dead:
Saya terlalu sering nonton band serupa. Bagus adalah kata yang tepat, mereka berada di level yang berbeda dari band-band yang memainkan musik sejenis. Saat itu moshpit milik Outsiders dan saya harus mengantar Double R ke gerbang Sabuga karena beliau harus pulang.

Satu hal yang lucu adalah secara pribadi event ini kurang memuaskan untuk saya karena tidak ada band yang sangat ingin untuk saya liat aksinya. Mungkin juga karena sebenarnya saya sangat ingin untuk menyakiskan Mortified, tapi ternyata saya dan teman saya Joko yang juga datang ke Two Thumbs Up sependapat. Malam itu yang kurang adalah kami tidak menyaksikan band dengan distorsi yang lebih keras lagi. Tapi harus diakui bahwa Two Thumbs Up sesuai dengan titel acaranya.

Btw, mohon maaf dengan foto-fotonya, saya benar-benar sulit mendapatkan jepretan yang bagus malam itu ;D

Lostprophets : The Betrayed



Mungkin kita sudah tidak usah mempertanyakan kembali musikalitas Inggris Raya yang sudah terbukti mampu menguasai bahkan mempengaruhi industri musik. Khususnya dalam belantika musik rock, musisi-musisi Inggris juga telah melakukan invasi besar-besaran dengan sederet nama tenarnya seperti Black Sabbath, Led Zeppelin yang dikenal sebagai pelopor heavy metal. Menyusul kemudian Iron Maiden dan Motorhead yang telah memberikan sebuah trademark baru dalam genre musik rock yang disebut New Wave of British Heavy Metal, hingga British Invasion di akhir 90-an dengan band-band Brit-pop mereka seperti Suede dan Blur. Bukan hanya itu, kita tentunya juga akan mengingat band rock legendaris pertama di dunia, The Beatles.
Kesuksesan Inggris menorehkan prestasi dalam industri musik rock, tentunya tidak terlepas dari peranan negara-negara yang bersatu dalam bendera Union Jack tersebut. Sebut saja U2 dan The Cranberries 2 band rock yang juga mendulang sukses besar di seluruh dunia asal Irlandia. Sama halnya dengan Iralndia, Wales juga telah melahirkan grup-grup pengusung musik rock yang tidak bisa dianggap enteng seperti Funeral For A Friend, Bullet For My Valentine dan salah satunya tentu saja, Lostprophets.


Di album-album awal Lostprophet, Fake Sound of Progress dan Start Something, band rock asal kota Pontypridd, Wales ini memainkan musik nu metal yang justru sedikit mengingatkan kita pada band rock legendaris Faith No More. Di album ketiga mereka, Liberation Transmission band ini pun mulai semakin kental akan balutan alternative. The Betrayed adalah album keempat dari Lostprophet yang baru saja dirilis pada 13 Januari yang lalu melalui label yang juga melejitkan nama Bullet For My Valentine, Visible Noise. Konsistensi tampaknya memang masih ditunjukan oleh Ian Watkins dan kawan-kawan dengan musik mereka yang begitu kaya dan variatif. Namun kali ini dalam The Betrayed kesan 'musik rock Inggris' mereka tampaknya lebih ditonjolkan lagi tanpa melupakan akar nu metalnya.


Perpaduan apik tersebut dapat terdengar dalam DSTRYR/DSTRYR yang kemudian membawa kita untuk menyimak dua single andalan mereka, It's Not the End of the World yang merupakan single pertama mereka dan Where We Belong yang saat ini tengah menduduki peringkat 33 di tangga lagu UK Top 40. Musik Lostprophet dalam album mereka kali ini memang lebih berkesan new wave seperti yang mereka akui dalam myspacenya. Tetapi meskipun begitu tentu saja kesan nu metal masih cukup melekat dalam beberapa komposisi mereka.


Singkatnya, meskipun belakangan banyak musisi rock yang melakukan perubahan pada musik mereka yang justru memperdengarkan perubahan total, yang mengesankan bahwa mereka adalah band musiman, Lostprophet justru berhasil menunjukan bahwa mereka menggeser sesuatu tanpa merubah posisinya.


Silahkan simak lagu-lagu seperti For He's A Jolly Good Felon dan A Better Nothing yang menunjukan bagaimana Lostprophet begitu cermat bermain dengan musik mereka. Simak dua track yang berada di penghujung album ini, Dirty Little Heart dan Darkest Blue yang memberikan kesan 2 lagu yang menjadi satu. Memadukan banyak unsur musik rock ala Inggris dengan sound-sound modern adalah sebuah pilihan yang membuat The Betrayed menjadi sesuatu yang tentunya sangat layak untuk disimak.



telah di muat di www.megadiskon.com

...And Out Come The Wolves



Akhirnya setelah melewatkan masa-masa invasi musik alternative, saya pun akhirnya menyukai genre yang satu ini. Berangkat dari Pearl Jam, saya pun mulai mengenal band-band lainnya seperti Mud Honey, Soundgarden, Soul Asylum lalu Collective Soul dengan Shine-nya tapi entah kenapa, saya masih tidak menikmati Nirvana sementara Smashing Pumpkins menjadi salah satu band yang saya puja sampai sekarang.



Memasuki masa-masa SMA, saya juga kemudian mengenal british invasion tapi itu akan memiliki cerita sendiri nanti meskipun saya sangat menyukai Oasis saat itu. Bush termasuk ke dalam band unggulan, kemudian Silverchair. Hobi ini kemudian berlanjut waktu saya bertemu dengan Bonsay alias Rizky, salah satu sobat saya.

saya masih duduk di bangku kelas 1 SMA dan Bonsay datang sebagai murid baru yang hijrah dari Bogor, kemudian bersekolah di SMA 2 Cimahi. Saya sendiri sudah lupa bagaimana awalnya, tapi selera musik kami ternyata sama. Dia juga hobi mendengarkan musik-musik alternative dan dia sangat menyukai Green Day. Dasar jodoh, waktu itu saya juga mulai merambah ke musik yang disebut PUNK dan kebetulan, majalah Hai menerbitkan Hai klip khusus punk (saya upa lagi judulnya apa) setelah sebelumnya mereka merilis Hai klip british invasion dan grunge (kalau saya tidak salah). Bonsay kebetulan juga memiliki sepupu yang sangat menyukai punk,di masa-masa ini eksplorasi dan revolusi gendang telinga pun dimulai.



Album punk pertama saya adalah -sepertinya Dookie sudah tidak perlu disebutkan lagi- kumpulan hits-hits terbaiknya Sex Pistols yang saya lupa nama judul albumnya apa, ada yang ingat ? hehe.. tapi album yang paling mempengaruhi saya waktu itu adalah ...And Out Come The Wolves dari Rancid. Dan era baru permusikan saya pun dimulai sejak itu saya saya pun mengaku bahwa saya adalah seorang punk (oh ya? lihat saja nanti huehehe).







Double R is


"Hated by many, confronted by none
I trust two guys, one's God, and one is my gun
Jada is the nice guy, 'Kiss is the monster
D-Block and Double R is my sponsor"



Dalam posting sebelumnya saya menulis tentang seseorang yang saya sebut Double R. Dan ternyata, Double R nya menyadari hal tersebut (jelas lah karena saya tulis dan dia tau blog ini hehe ;D) dan akhirnya setelah sedikit ngobrol dengan beliau, saya pun memutuskan untuk bercerita disini tentang apa dan bagaimana sampai saya senang menyebut dirinya Double R.

Sebenarnya Double R adalah memang inisial namanya yang terdiri dari 2 huruf R. Tapi saya jadi senang menyebutnya karena, coba perhatikan kata-kata yang menjadi header dari posting ini.

Saya tahu mungkin kata-kata tersebut agak sedikit kasar atau sebut saja parental advisory. Kata-kata tersebut saya ambil dari sebuah lagu yang berjudul We're Back dari rapper DMX featuring Eve dan Jadakiss. Penggalan lirik tersebut saya ambil dari flow nya Jadakiss.

Double R adalah inisial dari perusahaan rekaman dimana DMX dan kawan-kawan seperti Eve, Jadakiss, Cassidy, Swizz Beatz bernaung, Ruff Ryders Entertainment. Lalu kenapa saya senang menyebutnya demikian ?

Jika membaca lirik di atas, Jadakiss memberikan kesan ia sedang show of force. Menunjukan dia seperti apa dan disitu dia bilang '...D Block and Double R is my sponsor' seolah-olah dengan adanya Double R, dia akan semakin kuat.

Jadi itulah latar belakang kenapa saya senang menyebut dia Double R. Mungkin saya bisa saja menulis atau menyebutnya RR, tapi itu terlalu biasa sementara dia memberikan kesan yang lebih dan tidak biasa, apapun itu yang jelas sesuatu yang positif untuk saya tentunya.

(My) Best 10 Classic Rock Ballad

OK sebelum kita mulai jangan anggap ini terlalu serius karena susunan ini saya buat sendiri dan karena saya senang membuat hal-hal (tidak penting) seperti ini. Tujuannya adalah hanya untuk bernostalgia karena lagu-lagu ini mungkin juga pernah jadi bagian dari kisah masa lalu Anda.

Steelheart - She's Gone
Jujur saya tidak terlalu suka lagu ini karena saya lebih suka lagu dari Steelheart yang lain berjudul Angel Eyes. Tapi lagu ini memang sangat dikenal dimasanya dan sepertinya sempat menjadi lagu tema bagi para lelaki yang sedang patah hati.







Skid Row - I Remeber You

Saya sempat menemukan dibeberapa artikel bahwa ternyata banyak dari rocker-rocker masa kini yang ingin memiliki suara seperti Sebastian Bach. Candil dari Seurieus sepertinya harus bersyukur karena memiliki suara yang setipe dan Matt Shadow masih harus bekerja keras. Di lagu ini suara Sebastian Bach selain lembut tapi juga lantang dan melengking entah sampai menyentuh oktaf keberapa. Sekedar curhat, saya juga sangat ingin punya suara seperti Sebastian Bach ;P







Bad English - When I See You Smile
Alasan saya memasukan lagu ini dalam daftar adalah karena selain lagu ini juga termasuk sangat terkenal, liriknya cukup simple dengan menuturkan ungkapan perasaan yang biasa terjadi pada kebanyakan orang.







Motley Crue - Home Sweet Home

Nada yang bagus, mudah untuk diingat dan cathcy untuk dinyanyikan. Saya selalu merasa begitu 80's rock kalau mendengarkan lagu ini hehe..versinya yang dinyanyikan oleh vokalis Linkin Park, Chester Bennington sebagai tribute untuk korban badai Katrina membuat Home Sweet Home begitu menyentuh.







Damn Yankees - High Enough
Band ini sempat jadi salah satu favorit saya dulu dan saya sama sekali nggak sadar kalau lagu mereka yang satu ini cukup terkenal dan saya sempat terheran-heran waktu mendengar High Enough di putar dimana-mana. Sekedar info band ini memiliki line up all stars yaitu Ted Nugent, Tommy Shaw dari STYX, Jack Blades dari Night Ranger dan Michaelle Cartellone, drummer Lynyrd Skynyrd.






Firehouse - When I Look Into Your Eyes
Kelebihan dari lagu ini adalah selalu diputar di acara-acara classic/slow rock di radio-radio dan lucunya saya selalu menemukan lagu ini ada di deretan koleksi MP3 orang-orang.Jadi tidak heran kalau saya ingin memasukannya disini selain karena saya lebih menyukai hits ini ketimbang hits-hits Firehouse lainnya terkecuali You Are My Religion



Scorpions - Wind of Change
Band ini masuk ke dalam daftar pioner power metal bersama-sama dengan Dio. Lagu ini ini begitu terkenal dimasanya bahkan setelah lewat beberapa tahun pun Wind of Change masih berkumandang. Poin tambahan adalah pesan kemanusiaan yang tersirat dalam lagu ini. Itulah kenapa saya memasukan lagu band asal Jerman ini disini.






Extreme - More Than Words

Gary Cherone dan Nuno Bettencourt adalah pasangan gay ? saya sendiri juga tidak tahu apakah isu ini benar atau tidak. Sudahlah, kita tidak akan membicarakana hal itu disini. Ada 12 cover version dari More Than Words diantaranya sukses dibawakan kembali oleh Westlife, Frankie J dan Rubben Studdard. Ngomong 'cinta' itu mudah, tapi cinta lebih dari sekedar kata.






Bon Jovi - Never Say Goodbye

Bukan karena saya belajar musik rock karena band asal New Jersey ini, tapi Never Say Goodbye mungkin bisa dibilang salah satu lagu Bon Jovi yang sangat dikenal selain hits nya yang sederet itu. Kekuatan lagu ini adalah lirik refrain nya yang juga merupakan judul dari lagu itu sendiri. Tema yang sangat pas untuk sebuah persahabatan atau seperti biasanya, percintaan.






Nazareth - Love Hurts

Lagu The Everly Brothers yang di cover oleh Nazareth. Waktu pertama kali mendengar lagu ini, saya tidak tahu bahwa ini adalah salah satu mega hits dan hanya kalangan tertentu saja yang mengetahuinya. Lagunya singkat, liriknya sederhana seperti mendefinisikan cinta dengan sudut pandang yang sangat naif. Saya iseng menghitungnya dan sudah 40 artis yang mengcover lagu ini termasuk di dalamnya Cher, The Who, Joan Jett, Sinéad O'Connor, Rod Stewart, Jason Donovan. Terakhir saya mendengar lagu ini dinyanyikan kembali oleh Nan Vernon untuk soundtrack film arahan sutradara sekaligus musisi metal Rob Zombie, Halloween II.






Itu adalah beberapa lagu-lagu terbaik -sekali lagi- versi saya yang bisa saya kumpulkan dan saya ingat. Tentu saja masih banyak lagi lagu slow rock yang bagus dan terbaik menurut Anda. Ada kotak yang disediakan untuk berkomentar, silahkan isi sendiri ;)