I'm Bored Out Of Rock and Eddie Vedder Saves Me



Saya memang penggemar rock, tapi bukan berarti saya mendengar kan musik rock tok. Di masa SMP saya sempat juga doyan mendengarkan musisi-musisi yang sedang ngetrend di masa itu seperti Color Me Badd, All 4 One termasuk beberapa musisi yang lagu-lagunya sempat booming di era tersebut seperti John Waite nya Bad English yang sempat bersolo karir dan menelurkan hits In Dreams dari soundtrack film True Romance. Saya suka lagu itu.

Setelah sempat mengabaikan kemunculan pasukan punk yang sempat booming saat itu,mengesampingkan betapa kerennya Green Day dan tidak terlalu menyukai Nirvana, saya tiba-tiba merasa kurang bisa menikmati lagu rock lagi. Mungkin karena merasa jenuh, tiba-tiba saja kaset Dangerous Toys, Aldo Nova dan lain-lain menjadi kurang asik untuk dinikmati.

Seperti mulai dari awal, saya mendengarkan lagu-lagu yang diputar di radio GMR sebuah radio rock satu-satunya saat itu. Saya pikir mungkin saya sudah tidak lagi suka musik rock, tapi pada kenyataannya saya masih menyukai musik-musik berdistorsi tersebut. Hanya saja sepertinya saya butuh variasi dan entah yang seperti apa.

Saat itulah saya mendengar Alive-nya Pearl Jam. Saya seperti mendengar sesuatu yang berbeda, sensasi yang lebih dari You Give Love A Bad Name. Tanpa pikir panjang, beberapa waktu setelah saya mendengarkan lagu dari Eddie Vedder dan kawan-kawan tersebut, saya pun membeli album Ten. Dan yes, hampir setiap hari saya memutar kaset tersebut bolak-balik dan mulai memiliki gitaris idola baru selain Richie Sambora, siapa lagi kalau bukan Stone Gossard. Rasanya seperti kasar, lebih liar, bertekstur dan semuanya menjadi sempurna dengan suara Eddie Vedder. Saya sangat menikmatinya bahkan waktu saya menginjak bangku SMA, guru bahasa Inggris saya sempat bertanya, 'what is your favourite band ?' dan si ABG yang baru saja melepas celana pendek birunya itu pun menjawab dengan pasti, 'Pearl Jam, mam !'.

Saya pun baru menyadari bahwa perubahan selera seperti yang dialami oleh Sam Dunn dari Metal A headbangers Journey itu memang ada. Hnaya saja dia menyentuh area thrash dan death metal sementara saya justru malah merambah ke alternative. Tapi ini, merupakan awal dari sebuah keseruan yang lain.

0 komentar:

Posting Komentar