Romantika Masa Remaja (SMP)



Sama seperti blog-blog lainnya, saya juga akan sedikit menceritakan atau dengan kata lain mencurahkan isi hati saya alias curhat disini. Dan salah satu kisah yang ingin saya ceritakan adalah masa-masa dimana saya hanyalah seorang pelajar bercelana pendek biru yang, sedikit bodoh memang, dan dengan percaya dirinya menganggapo dirinya bisa menggaet para remaja putri itu dengan mudahnya.

Saya sudah sangat tahu bahwa kadang-kadang saya memang terjerat dengan perempuan yang memeiliki penampialn yang sensual (sepertinya semua laki-laki begitu) dalam hal ini menurut saya sensual itu adalah kulit tidak terlalu putih, perawakan sedang dengan tulang pipi yang menonjol, sorot mata agak dalam dan berambut panjang. Dan saya menemukan figur seperti itu di sekolah saya saat itu.

Namanya Eva. Dia mampu menarik perhatian saya karena penampilan fisiknya yang memenuhi kategori tersebut diatas -untuk ukuran anak SMP tentu saja- dan dia memang seorang gadis yang menarik. Eva itu adalah adik kelas tepat 1 tahun dibawah saya tepatnya kelas 1A waktu itu.
Ingin muntah barangkali rasanya mendengarkan ini tapi saya sering mengirim surat-surat cinta penuh dengan kata-kata manis merayu yang kadang-kadang sebagian kata-katanya saya ambil dari lirik-lirik lagu ballad band-band favorit saya tersebut. Termasuk didalamnya lirik Bon Jovi, L.A.Guns dan entah apalagi waktu itu.

Sesudah berusaha merayu si dia habis-habisan (kalau tidak salah) waktu itu akhirnya saya ditolak. Entah waktu itu saya sakit hati atau patah hati -sepertinya tidak- yang jelas saya masih ebrusaha untuk mendapatkan seorang Eva. Tapi ternyata, mehek-mehek anak baru gede ini agak sedikit berbuntut kurang menyedapkan.

Saya menerima kabar bahwa Eva 'digencet'. 'Digencet' pada waktu itu adalah kata lain dari dilabrak oleh seseorang atau lebih tepatnya beberapa orang kakak kelas perempuan. Saya agak terkejut mendengar hal itu apalagi berita yang sampai pada saya adalah Eva digencet kakak-kakak kelasnya gara-gara saya. Aga sedikit membingungkan karena saya tidak bisa mendapatkan siapa orang yang melakukan hal tersebut terhadap Eva karena Eva sendiri ketakutan untuk memberitahu siapa pelakunya. Maklum, kalau sampai ketahuan, bisa jadi dia bisa-bisa mendapatkan masalah yang lebih buruk lagi.

Setelah mencoba mencari tahu sendiri siapa pelakunya, saya pun memutuskan untuk membicarakan hal ini pada sepupu saya, yang juga adalah kakak kelas saya. Army, sepupu saya itu sama seperti anak-anak perempuan seumuran dia yang lain, cuman dia tomboy dan banyak teman laki-lakinya, yaaa...bisa dibilang dia itu agak seperti preman. Singkatnya, urusan ini pun selesai seperti membalikan tangan. Ngak ada kisah lanjutan dari kasus gencet-gencetan ini selain berita bahwa kakak kelasnya seperti kesal karena Eva dianggap mempermainkan saya. *Tuink* padahal saya sendiri nggak merasa seperti itu.

Kisah berlanjut dan akhirnya saya justru menggaet Audrey, adik dari salah satu temannya Army yang barnama Airin. Ditengah-tengah hubungan saya dengan Audrey tiba-tiba berhembus kencang gosip yang menyebutkan bahwa saya dan Audrey jadian atas perjodohan mengingat Audrey adalah adik sahabat Army, Airin. Sebenarnya saya sih baik-baik saja mendengar kabar itu tapi Audrey merasa agak tidak nyaman. Sialnya kabar tersebut entah bagaimana caranya sampai ke Army yang untung saja dia memang tidak segarang itu. Dia cuma bilang akan mencari siapa penyebar gosip tersebut dan saya yang akan menyelesaikannya sendiri.
Hanya satu hari yang dibutuhkan Army dan kawan-kawan untuk mendapatkan nama penyebar gosip dan saya agak terkejut bahwa nama yang keluar adalah EVA. Saya sempat bingung harus bagaimana tapi akhirnya saya mengajak Eva berbicara 4 mata saja di ruangan OSIS dan untuk melakukan hal itu, saya juga meminta ijin pada pacarnya supaya tidak terjadi salah paham.
Alhasil Eva menangis tersedu-sedu bercucuran air mata. Terus terang waktu itu saya panik karena itu adalah pertama kalinya saya melihat seorang perempuan menangis, benar-benar menangis, di hadapan saya. Dan Eva pun sampai mengeluarkan kata-kata 'demi Allah' bahwa ia tidak pernah melakukan seperti apa yang dituduhkan kepadanya. Sementara saya bingung karena harus mengantar kembali Eva kembali ke kelasnya dengan kondisi masih menangis. Untung nggak ada guru yang ngeh dan menegur saya. Kebayang kan, kamu keluar berdua dengan seorang perempuan yang sedang menangis dari ruangan kecil yang sepi ;P
Akhirnya setelah beberapa lama, Army berhasil mengungkap misteri gosip tersebut. Gosip itu justru datang dari teman sekelas Audrey sendiri. Sebenarnya Army berniat untuk melabrak si penyebar gosip tapi Army tidak tega karena si pelaku adalah salah satu teman akrab Audrey dan memiliki kekurangan.

Lama berselang, umur hubungan saya dengan Audrey sama seperti cinta-cinta monyet yang lain, hanya 3 bulan saja. Saya pun naik ke kelas 3 dan lembaran baru dimulai. Menjadi kakak paling senior, murid baru dan pastinya kecengan baru. Tapi ternyata cerita saya nggak sebaru itu juga.

Satu kali seperti biasa kebetulan saya dan teman-teman yang lain pulang dengan menggunakan angkutan kota yang sama yaitu Stasiun Hall - Cimahi. Kami pun berada satu angkutan kota dengan para adik kelas yang kebetulan juga satu arah dengan kami diantaranya Alien yang cantik (kalau ada yang membayangkan dia seperti Alien Tumbuan yang model itu,anda tidak salah) dan tentu saja Eva. Waktu itu yang menempuh jarak paling jauh adalah saya dengan Eva. Setelah menempuh perjalanan penuh canda dan masing-masing teman kami sudah turun, terjadi percakapan yang mengejutkan.

"Kak Glen, kita udah digosipin jadian loh..." begitu Eva berkata pada saya dan saya menjawab singkat,

"Oh ya ?"

"Iya..." kami pun terdiam sejenak lalu Eva berkata lagi, "ummm...kak glen, apa kita nggak jadian aja ? soalnya udah tanggung jadi gosip..."

Mengejutkan memang dan saya sudah tidak bisa mengingat apa yang terjadi selanjutnya. Tidak, kami tidak lantas berciuman di angkutan kota waktu itu. Dia turun lebih dahulu dari saya, membayarkan ongkos kami dan melambai berjalan dibawah remangnya sore. Sebenarnya saya sangat ingin berkata 'I Do' tapi semuanya terlalu berlangsung dengan begitu cepat dan tiba-tiba.

Tidak beberapa lama kemudian, saya mendengar bahwa Eva akan pindah ke Bekasi karena alasan tertentu. Kabar burung ini saya terima dari teman-teman dan sebelum mendapat konfirmasi dari Eva, saya melihatnya berjalan keluar dari gerbang sekolah dan dia ternyata benar-benar pindah ke luar kota.
Sore itu, saya sekolah siang dan melihat Eva berjalan di lapangan voli sendirian dengan membawa tasnya. Seharusnya dia berada di dalam kelas karena jam pulang sekolah saat itu adalah pk 17:30. Saya dan beberapa teman sempat bercanda dengan meneriakinya mangkir dari dalam kelas tapi Eva hanya tersenyum. Dia melihat ke arah saya sambil terus berjalan. Waktu itu saya menyadari sesuatu dan saya hanya bisa terdiam. Eva terus melangkah keluar dari gerbang sekolah tanpa menoleh kebelakang dan itu adalah kali terakhir saya saling berpandang-padangan dengan Eva.

Ini kisah yang lucu memang dan tentu saja perasaan saya tidak sedalam itu. Hanya saja saya memang sempat kepikiran karena ada kabar yang menyebutkan bila Eva dan saya berpacaran kala itu, Eva mungkin tidak akan memutuskan untuk pindah ke Bekasi. Tapi ya sudahlah, itu hanya sedikit cerita masa remaja yang seru. Beberapa waktu yang lalu saya melihat dia di Facebook dan mutual friendnya adalah sepupu saya. Dan sekali lagi, Bon Jovi pun memberikan sumbangsih terhadap kisah cinta remaja saya waktu itu. I'll Be There For You sempat membuat saya termenung sejenak di dalam kelas sebelum akhirnya melupakan mehek-mehek ala ABG tersebut.

2 komentar:

hmmm.. glen.. kayanya saya tau nih eva mana.. :P

 

Senang rasanya bisa berkunjung ke website anda" mudah-mudahan
infonya bermanfaat Terimakasih sudah berbagi

 

Posting Komentar